Sabtu, 13 Juni 2020

Badiyo

Mundu, Pohon Buah Legen yang Kini Langka

Mundu, Pohon Buah Legen yang Kini Langka



Mundu adalah jenis pohon buah-buahan yang dianggap kurang penting (minor). Mungkin karena rasanya yang tidak terlalu istimewa sehingga mundu dikategorikan buah minor. Pohon mundu biasa tumbuh di daratan rendah hingga ketinggian 500 dpl.

Karena bentuk buahnya yang mirip dengan apel, maka ada yang meyebutnya sebagai Apel Jawa. Mundu di Jawa disebut rata, baros atau klendeng. Sementara di Sunda disebut jawura atau golodogpanto. Dalam bahasa Inggris disebut dengan nama yang sama yaitu mundu atau moendoe. 
Mundu masih berkerabat dengan manggis (Garcinia mangostana) dan asam kandis (Garcinia parvifolia). Namun mundu bukanlah mundung (menteng) meski penyebutannya hampir sama namun keduanya berbeda.    

Asal usul tanaman ini masih belum pasti. Ada yang berpendapat mundu adalah tanaman asli Indonesia yang tumbuh di pulau Jawa dan Kalimantan. Namun ada pendapat lain yang menyatakan kalau asal tanaman mundu adalah dari Malaysia.

Pohon mundu berupa pohon berbatang pendek dengan ukuran antara 10 - 15 meter dengan tajuk yang mengerucut ke atas. Batang pohon mundu ditumbuhi banyak ranting yang berbentuk hampir persegi empat dan gampang patah. 

Daunnya berbentuk bulat telur sampai lonjong jorong  dengan panjang 10 - 30 cm dan lebar 3,5 – 14 cm.  Daun yang masih muda berwarna hijau pucat, dengan permukaan atas daun berwarna hijau gelap dan mengkilat. Pada bagian bawah daun bagian tengah terdapat tulang daun yang menonjol dan keras. Urat daun banyak dan paralel panjang tangkai daun sampai 2 cm. Bunga mundu muncul di dekat pangkal daun berwarna kuning keputihan dan berbau harum.

Buah mundu berbentuk bulat dengan ujung atas dan bawah agak meruncing dengan diameter antara 5-8 cm. Buah berwarna hijau saat masih muda dan akan menguning saat tua dan matang. Daging buah berwarna kuning dan memiliki 1-5 biji. Buah mundu banyak mengandung air dengan kandungan vitamin c yang cukup tinggi. Rasanya manis agak sedikit masam.    

Buah mundu bisa dimakan langsung atau diolah menjadi selai, bahan minuman atau bahkan sebagai campuran jamu tradisional. Sedikit catatan jika ingin memakan langsung buah mundu harus berhati-hati. Buah mundu memiliki getah yang kuat yang dapat menimbulkan iritasi di bibir bagi yang belum biasa memakannya. Untuk mengatasinya, kupas kulitnya dan cuci buah mundu sebelum dimakan. Sementara kayu dan kulitnya dahulu sering digunakan sebagai bahan pewarna hijau alami.   

Sayang pohon buah yang satu ini sekarang sudah mulai sulit dijumpai. Mungkin karena dianggap buah yang kurang penting sehingga masyarakat enggan membudidayakan pohon mundu. Di beberapa daerah di Jawa, pohon mundu bahkan tumbuh liar di lereng-lereng pegunungan.

Meski dianggap pohon buah yang kurang penting, namun selayaknya pohon mundu ini harus tetap dilestarikan. Meski masih ada kontraversi terkait asal-usulnya, pohon mundu bisa menambah kekayaan dan keanekaragaman hayati Indonesia. Perbanyakan bisa dilakukan dengan penanaman melalui biji buah.

Berikut taksonomi dari pohon mundu
Kingdom         : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Theales
Famili : Clusiaceae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia dulcis

Nama Binomial: Garcinia dulcis
Sinonim: Garcinia longifolia dan Xanthochymus javanensis

Sumber Referensi:
1. https://id.wikipedia.org
2. https://alamendah.org
3. https://www.bombastis.com

Sumber Foto: cendananews.com
 

Badiyo

About Badiyo -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :